Rabu, 09 Juli 2014

Adventure TIPS: 5 Kebiasaan Berkendara Yang Bisa Menghemat BBM..

Pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dari Rp 4500 menjadi Rp 6500 sejak 22 Juni 2013 lalu. Kabar ini tentu berimbas langsung pada pengguna bensin premium terutama para bikers.

 

Nah, buat para bikers yang ingin menghemat BBM sekaligus tetap nyaman saat berkendara, berikut 5 tips yang bisa dilakukan sehari-hari..

1. Jangan Terlalu Lama Memanaskan Mesin
Sebelum melakukan perjalanan, sudah menjadi kebiasaan banyak pengendara untuk memanaskan mesin terlebih dulu. Alasannya agar oli bersikulasi lancar ke semua bagian mesin dan motor pun sepenuhnya dalam kondisi siap digeber.

Namun, memanaskan mesin terlalu lama justru akan membuat BBM terbuang percuma dan menjadi lebih boros,”Sebaiknya, maksimal 3 menit untuk memanaskan motor, kalau terlalu lama malah akan buang-buang bensin dengan percuma,” wanti Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Toh teknologi motor terkini sudah memiliki sirkulasi oli yang lebih baik.

2. Rencanakan Perjalanan
Sebelum menempuh perjalanan, rencanakan terlebih dulu jalur-jalur yang akan dilalui. Cari jalur-jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur yang akan anda lalui,”Lebih baik ambil jalan agak jauh sedikit tapi lancar, daripada harus berkutat dalam kemacetan panjang yang banyak menghabiskan BBM,” jelas Jusri.

3. Jangan “Main Gas” Berlebihan
Saat melakukan perjalanan, jaga agar motor berada dalam putaran mesin yang konstan atau stabil agar BBM yang dikonsumsi juga stabil. Buka tutup gas saat berakselerasi juga harus dilakukan dengan halus. Nah, buat yang punya kebiasaan geber-geber motor tanpa alasan yang jelas harus mulai dikurangi ya!

4. Teknik Pengereman
“Saat pengereman maksimalkan fungsi engine break (mengerem dengan tenaga mesin), dengan begitu tidak ada usaha gerakan kendaraan yang dihentikan paksa oleh rem. Semakin halus pengereman semakin irit pula BBM yang dikonsumsi,” kata Andry Berlianto, instruktur safety riding dari Jakarta Road Survival.

5. Matikan Mesin Saat Berhenti
Saat berhenti sebentar saat lampu merah di perempatan, sebaiknya matikan mesin motor. Sebenarnya pada sepeda motor yang sudah memiliki fitur idling stop system, bisa dilakuakn secara otomatis.

“Tapi buat yang belum menggunakan idling stop system, bisa secara manual mengandalkan lampu lalu lintas yang saat ini menggunakan timer. Sehingga kita dapat memperhitungkan berapa lama akan berhenti, jika masih lama sebaiknya matikan mesin motor lebih dulu,”

Adventure MEKANIK: Nih bro..9 Aditif Yang Ada Pada Oli Mesin dan Gunanya!!


Kata aditif sudah tidak asing di telinga. Seperti kita tahu, aditif adalah salah satu komponen utama pada pelumas atau oli mesin. Oli mesin terbuat dari bahan dasar base oil, ada mineral atau sintetik yang kemudian harus dicampur dengan aditif agar bisa digunakan untu melumasi komponen mesin.

Masing-masing merek oli pasti berbeda komposisinya. Perbedaan ini disesuaikan dengan keunggulan yang akan diberikan oleh pabrikan oli untuk konsumennya. Lalu apa saja aditif yang ada pada pelumas mesin ini? sebagai berikut:

- Anti Oksidan, fungsinya untuk mencegah terjadinya proses oksidasi pada molekul pelumas.
- Detergent, untuk menjaga permukaan logam agar bebas dari kotoran.
- Dispersant, mengendalikan dan membawa kotoran agar terdispersi merata dalam pelumas.
- Anti karat atau korosi, untuk mencegah terjadinya karat pada bagian logam yang berhubungan dengan pelumas.
- Anti wear, mencegah gesekan dan keausan permukaan mesin.
- Friction modifier, untuk meningkatkan tingkat kelicinan film pelumas.
- Pour point despressant, mampu menjadikan pelumas tetap mudah mengalir pada temperatur rendah.
- Anti foam, mencegah terbentuknya busa ada pelumas.
- Viscosity improver, untuk menjaga viskositas oli pada suhu rendah dan tinggi.

Senin, 07 Juli 2014

Adventure MEKANIK: Sasis Tralis vs Deltabox, Pilih Lentur Atau Kaku?

Sasis khususnya pada motor sport selama ini dikenal ada dua jenis, yaitu tralis (turbular) dan deltabox. Tralis seperti yang dipakai Honda CB150R StreetFire, sedang deltabox pada CBR150R atau Yamaha YZF-R15.

Sasis Deltabox Vs Sasis Teralis
 “Secara spek sebenarnya keduanya merupakan jenis rangka tipe diamond. Tetapi keduanya memiliki perbedaan bentuk dan desain,” terang Sarwono Edhi, service training manager Astra Honda Training Center.

Secara spek sebenarnya keduanya merupakan jenis rangka tipe diamond.
Tetapi keduanya memiliki perbedaan bentuk dan desain (Ex: Sasis Honda CB150)

Selain beda bentuk dan desain, juga beda karakter. “Tralis, diamond atau deltabox tergantung target dari karakter motor yang mau ditampilkan,” imbuh M. Abidin, GM Service & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.

Deltabox makan space lebih banyak, tetapi lebih rigid & stabil. (Ex: Sasis Yamaha Vixion 150)
 Kalau dari bentuk dan desain, tralis cen­derung lebih berkesan futuristik, mengingatkan kita pada motor-motor bikinan Ducati. Sementara untuk deltabox cenderung lebih sporti, karena jamak diaplikasi pada motor besar dan besutan di arena balap.

Nah jika bicara karakter, kedua sasis ini punya ciri khas masing-masing. Pertama dari bobot, “Deltabox lebih berat dan makan space banyak, sedang tralis tentunya lebih ringan dan ringkas,” lanjut Abidin. Karakter berikutnya soal kelenturan, “Deltabox lebih kaku atau rigid, sedang tralis lebih lentur,” imbuhnya.

 “Dengan bobot yang lebih ringan dan lentur, pakai sasis tralis atau truss frame memudahkan pengendara untuk bermanuver, dan memberikan kenyamanan saat berkendara di dalam kota dengan jalanan bergelombang. Biasanya digunakan untuk motor sport-touring atau streetbike,” lanjut Edhi.  

Sasis teralis lebih cocok untuk riding harian karena ringan & lentur.
“Sedang deltabox atau yang di Honda disebut twin spar lebih memberikan handling yang stabil, di kecepatan tinggi saat trek lurus maupun menikung, rangka jenis ini memiliki riding position yang racy sehingga biasanya digunakan untuk motor balap di mana jalan rata dan halus,” papar pria yang berkantor di Sunter, Jakut ini.

Deltabox lebih sesuai untuk track sirkuit yang mulus untuk balap.
Rangka deltabox memang paling sempurna untuk bermanuver di sirkuit, karena punya karakter lebih rigid, tapi untuk frame baik tralis maupun deltabox yang terpenting adalah weight distribution harus balance.

Sumber: http://motor.otomotifnet.com